Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cerita Rakyat Ande Ande Lumut dan Kleting Kuning

Ande Ande Lumut dan Kleting Kuning



GENMUGN.MY.ID
Tidak lama kemudian Yuyu Kangkang (Prabu Kelana Sewanggana) dan Kodak ljo (Patih Tamengdita) sampai di Desa Karang Kebagusan. Mereka hendak merebut Candra Ki,rana. Akan tetapi, mereka dapat dibunuh oleh Panji Asmara Bangun. Panji Asmara Bangun dan Candra Kirana kembali ke Kediri. Mereka kemudian dinikahkan dengan pesta yang sangat meriah.

"Putriku, Candra Kirana, engkau telah mengetahui niat jahat Raja Kelana Sewangganan. Oleh karena itu, segeralah engkau meninggalkan istana . Kediri. Menyama.rlah sebagai rakyat jelata sehingga engkau tidak dikenali oleh mata-mata dari Kerajaan Bandarangin," kata Raja Kediri sedih , "Ayah akan selalu berdoa semoga engkau mendapat perlindungan dari Tuhan ."

Permaisuri berkata sambil membelai rambut putrinya, "lbu juga akan selalu berdoa bersama ayahmu. Semoga engkau selalu mendapat perlindungan dari Tuhan ."

"Ananda menurut perintah Ayahanda dan lbunda," jawab Candra Kirana singkat.

Beberapa saat setelah kepergian Candra Kirana datanglah Patih Tamengdita, utusan Raja Kelana Sewanggana di istana . Kediri. Patih Tamengdita menyampaikan maksud kedatangannya ke Kediri , yaitu melamar Dewi Candra Kirana untuk rajanya.

Raja Kediri berkata, "Telah beberapa hari ini putriku Candra Kirana meninggalkan istana. Aku tidak tahu ke mana perginya. Jika rajamu tetap menginginkan putriku, suruhlah rajamu mencari Candra Kirana." 

Patih Tamengdita kembali ke Bandarangin menyampaikan berita itu kepada Prabu Kelana Sewanggana. Prabu Kelana Sewanggana kemudian mengajak Patih Tamengdita pergi ke Kediri menyamar sebagai tukang tambang (menyeberangkan orang) di Bengawan · Silugangga. Prabu Kelana Sewanggana berganti nama Yuyu Kangkang dan Patih Tamengdita berganti nama Kodok ljo.

 Panji Asmara Bangun juga telah mendengar berita bahwa Dewi Candra Kirana pergi dari istana. Ia sangat sedih karena ia tidak tahu ke mana Dewi Candra Kirana pergi. Panji Asmara Bangun kemudian mengajak kedua abdinya, Sabda Palon dan Naya Genggong mengembara hendak mencari Dewi Candra Kirana. Dalam pengembaraan itu PanJi Asmara Bangun berganti nama Ande-Ande Lumut. Sabda Palon berganti nama Bancak, dan Naya Genggong berganti nama Doyok. Mereka lalu menetap di desa Karang Kebulusan.

Dewi Candra Kirana menyamar menjadi rakyat biasa dan berganti nama Ragil Kuning. Ia tinggal di rumah Mbok Randa Dadapan. Mbok Rondo Dadapan tidak keberatan asalkan Ragil Kuning mau membantu memasak dan mencuci pakaian. Semenjak Ragil Kuning tinggal di rumah Mbok Rondo Dadapan rumah dan pekarangan Mbok Rondo Dadapan mejadi bersih. Mbok Rondo Dadapan sangat senang pada Ragil Kuning karena ia rajin bekerja dan tidak pernah mengeluh.

 "Seandainya keempat anak perempuanku semuanya seperti Ragil Kuning betapa senangnya hidupku," kata Mbok Rondo Dadapan sambil memperhatikan Ragil Kuning yang sedang menyapu halaman rumah, "Tingkah laku Ragil Kuning sangat sopan dan budi bahasanya sangat halus. Mungkinkah Ragil Kuning bukan dari rakyat kebanyakan?"

"Ragil Kuning," teriak Mbok Rondo Dadapan. 

Ragil Kuning pun segera menghampiri dan duduk di bangku panjang, di samping Mbok Rondo Dadapan.

 "Ada apa, Mbok?" tanya Ragil Kuning.

"Tidak ada apa-apa Nduk," · kata Mbok Rondo Dadapan , "Aku hanya sekadar ingin bertanya. Siapakah sebenarnya engkau ini? Aku perhatikan engkau sangat lain . dengan gadis-gadis di kampung ini. Siapakah engkau ini sebenarn ya?" kata Mbok Rondo Oadapan mengu1angi pertanyaannya.

"Baiklah aku berterus-terang, tetapi Si Mbok harus merahasiakan hal ini kepada orang lain. Termasuk kepada Kakak Kleting ljo. Kleting Abang, Kleting Ungu, dan Kleting lreng," kata Ragil Kuning

"Ya. aku berjanji akan tetap menjaga rahasiamu ." kata Mbok Rondo Dadapan.

Ragil Kuning kemudian berterus-terang kepada Mbok Ronda Dadapan tentang asal usulnya. Setelah mendengar penjelasan Ragil Kuning, Mbok Romdo Dadapan menyembah kepada Ragil Kuning.

"Jangan Si Mbok menyembahku. Angaplah aku sebagai anakmu sehingga penyamaranku tidak diketahui orang," kata Ragil Kuning. 

Mbok Ronda Dadapan semakin sayang kepada Ragil Kuning. Ragil Kuning pun tetap bekerja seperti biasa. Menyapu, memasak, dan mencuci. 

Berita mengenai di desa Karang Kebagusan ada seorang pemuda tampan bernama Ande-Ande Lumut telah sampai ke desa Dadapan. Keempat anak Mbok Rondo Dadapan ingin pergi ke desa itu hendak menggoda Ande Ande Lumut.

"Adikku Kleting Abang, Kleting Ungu, dan Kleting lreng . Marilah kita pergi ke desa Karang Kebagusan ." kata Kleting ljo pada suatu pagi. 

Keempat gadis itu sepakat hendak bertandang ke rumah Ande-Ande Lumut. Ragil Kuning ingin ikut. Akan tetapi , Kleting ljo marah, "Kalau akan pergi ke Karang Kebagusan pergi saja sendiri. Jangan bersama kami," katanya ketus.

Keempat gadis anak Mbok Rondo Dadapan pergi ke desa Karang Kebagusan. Untuk sampai ke desa Karang Kebagusan mereka harus menyeberangi Bengawan Silunganggo. Mereka tidak dapat berenang sehingga mencari tukang perahu.

"Hai , gadis-gadis cantik. Kalian akan ke mana?" tanya Yuyu Kangkang.

"Ya, akan ke mana?" sambung Kodok ljo.

"Paman, kami akan ke desa Karang Kebagusan. Tolonglah kami. Seberangkan ke sana," kata Kleting ljo genit.

"Aku mau menyeberangkan kalian asalkan kalian mau kucium," kata Kodok ljo.

Yuyu Kangkang pun mau akhirnya menyeberangkan keempat dengan upah cium. Selanjutnya, keempat gadis itu menuju ke rumah Ande-Ande Lumut dengan harapan diperistri oleh Ande-Ande Lumut. Akan tetapi, Ande-Ande Lumut tidak mau menerima keempat gadis itu karena keempat gadis itu tidak suci lagi.

Kleting Kuning tidak mau dicium oleh Yuyu Kangkang dan Kodok ljo sehingga ia tidak diseberangkan. Kleting · Kuning mengeluarkan senjatanya yang berupa lidi dan memukul air Bengawan Silugangga. Seketika itu air Bengawan kering dan Kleting Kuning dapat menyeberang. Sampai di Karang Kebagusan ia diterima oleh Ande Ande Lumut. Ande-Ande Lumut dan Kleting Kuning kemudian membuka jati dirinya.

"0, Dinda Candra Kirana," kata Panji Asmara Bangun.

 "Ya , Kakanda Panji Asmara Bangun," jawab Candra Kirana singkat.

Kedua sejoli itu saling berpelukan.

Tidak lama kemudian Yuyu Kangkang (Prabu Kelana Sewanggana) dan Kodak ljo (Patih Tamengdita) sampai di Desa Karang Kebagusan. Mereka hendak merebut Candra Ki,rana. Akan tetapi, mereka dapat dibunuh oleh Panji Asmara Bangun. Panji Asmara Bangun dan Candra Kirana kembali ke Kediri. Mereka kemudian dinikahkan dengan pesta yang sangat meriah.

Posting Komentar untuk "Cerita Rakyat Ande Ande Lumut dan Kleting Kuning"